![]() |
Tempat
Sampah di salah satu Mall kota Tokyo / photo Junanto
|
Terdapat tiga rahasia sukses Jepang dalam
penanganan sampah rumah tangga. Pertama,
tingginya prioritas masyarakat pada program daur ulang. Hampir semua orang
Jepang paham mengenai pentingnya pengelolaan sampah daur ulang.
Untuk
membangun kesadaran itu, kelompok masyarakat seperti “chonaikai” melakukan
aksi-aksi kampanye kepedulian lingkungan di berbagai lapisan masyarakat.
Beberapa sukarelawan ada yang secara aktif turun ke perumahan untuk memonitor
pembuangan sampah, dan berdialog dengan warga tentang cara penanganan sampah.
Kedua,
munculnya tekanan sosial dari masyarakat Jepang apabila kita tidak
membuang sampah pada tempat dan jenisnya. Rasa malu menjadi kunci efektivitas
penanganan sampah di Jepang.
Saya pernah
melihat orang Jepang yang sedang mabuk di kereta sambil memegang botol bir.
Saya mengikuti saat ia keluar dari kereta. Dia celingak celinguk mencari tempat
sampah. Menariknya, dalam keadaan mabuk, ia masih membuang sampah, bukan hanya
di tempatnya, namun bisa memilih tempat sampah daur ulang khusus botol dan
kaleng.
Dari
kejadian itu saya berpikir bahwa kebiasaan membuang sampah, selain juga karena
dibangun rasa malu, juga telah masuk ke alam bawah sadar mereka.
Ketiga, program
edukasi yang masif dan agresif dilakukan sejak dini. Anak-anak di Jepang, sejak
kelas 3 SD sudah dilatih cara membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Hal
tersebut membangun kultur buang sampah yang mampu tertanam di alam bawah sadar.
Membuang sampah sesuai jenis sudah menjadi “habit”.
Awalnya
dulu, resistensi sempat muncul dari beberapa kalangan mengenai perubahan cara
membuang sampah ini. Banyak warga, khususnya orang-orang tua, yang memprotes
cara baru penanganan sampah, karena dianggap merepotkan. Namun dengan
penjelasan dan informasi yang terus menerus mengenai manfaat dari pembuangan
sampah, resistensi itu berkurang dengan sendirinya.
Sumber: olahsampah.com
0 comments:
Post a Comment